Senin, 30 Juni 2014

Kelam Hill Part III

Setelah perkenalan yang panjang dan lebar di Part II, sekarang akan dibahas bagaimana kegiatan asik kami di Bukit Kelam. Bukit Terjal nan Indah.

Sekitar jam 8 pagi kita berangkat dan sampai kurang lebih jam 9 di TKP. suasana Bukit Kelam yang bersahabat mulai terasa. Bujang Beji yang gagah menyambut kami dengan memamerkan cerita akan kekuatannya di lukisan timbul sepanjang pintu masuk.

Setelah membeli beberapa makanan dan kami bergegas berangkat untuk mengalahkan matahari sampai ke puncak. Sebelum naik, ritual rutin pun dilakukan yaitu berdoa dan dokumentasi ;)


Di kaki bukit, tangganya masih bersahabat pemirsa. Mau lari-lari marathon juga masih bisa. Senyum pun masih sering di layangkan. Semangat jangan di tanya lagi, 100 kali dalam bentuk persen.

“naik-naik ke puncak bukit. Terjal-terjal sekali"


Semakin naik, keringat semakin membanjiri tubuh. Kaki protes untuk minta di
istirahatkan. Setiap tempat luas, tubuh hampir kehabisan nafas dan kaki seperi mau lepas, kita sepakat untuk beristirahat.


Di tangga pertama, ketakutan akak Ipeh pada ketinggian mulai terkuak.

Sebenarnya tangga ini tidak masuk kedalam hitungan “tangga besi” tapi ya karena tangga ini memang terbuat dari besi. Saya sepakat untuk meniadakan tangga ini dalam hitungan (takut menuai protes yang kontroversi dari berbagai pihak).

Jut...jut...jut... perjalanan kita lanjut.
Sebelum sampai di tangga 2, kami terpisahkan oleh jarak dan waktu. Karna bu Nopi yang bersemangat dan akak Sus yang pucat pasi akhirnya kami terbagi menjadi 2 kubu.
Kubu pertama ada 4 orang kemudian di datangi oleh tamu bernama bg Yakop dan kubu yang kedua adalah sisanya.
Sambil menahan lelah, dedek Ndut tidak lupa untuk selfie :D



Kubu pertama juga tidak mau kalah pemirsa.
Ini di tangga kedua. Tingginya lumayan menggelitik masbro. Memandang kebawah akan menguji adrenalin anda sekalian.














Ini tangga besi terakhir. Ada 11 sambungan. Tingkat ketinggiannya luar biasa. Kemiringan tangga terakhir ini hampir 90 derajat. Jadi bagi anda yang phobia akan ketinggian, berfikirlah berulang-ulang kali untuk sampai ke puncak atau lebih baik bermain dgn gajah yang tak hidup awal pintu masuk.
Oiya, di tangga ini ada mata air. Jadi buat para pendaki yang kehabisan minumanannya boleh ambil air sepuasnya.







Setelah perjuangan keras melawan lelah akhirnya kubu pertama sampai. Disana ada pendaki lain yang sudah menempati pondok, kita pun menunggu sambil melepas penat di depan pondok. Hanya berselang 1 jam, kubu kedua pun tiba dengan raut wajah yang mengkhawatirkan.
Setelah badan terasa cukup untuk beraktifitas kembali. Kita memulai kegiatan di atas dengan main masak masakan :D



Percayalah, yang namanya di hutan nasi di campur garam aja enak. Apalagi di campur mie begini *Lazieeeezzz



Dan inilah kegiatan yang di tunggu. Makannnnn....makanannnnn
  


Setelah mengisi bahan bakar untuk otot. Kita melanjutkan dengan berbagai aktifitas masing2. Ada yang masak air dan nyeduh kopi, ada yang baring-baring bambu sambil menikmati sepoian angin yang lewat, ada yang mencari kayu bakar buat persiapan malam, ada yang mandi air bukit yang segar bak iklan Spi**e, ada duduk bingung dan termenung meratapi sepatunya yang luluh lantah :D.

Bersambungggggg~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar