Setelah perkenalan yang
panjang dan lebar di Part II, sekarang akan dibahas bagaimana kegiatan asik
kami di Bukit Kelam. Bukit Terjal nan Indah.
Sekitar jam 8 pagi kita
berangkat dan sampai kurang lebih jam 9 di TKP. suasana Bukit Kelam yang
bersahabat mulai terasa. Bujang Beji yang gagah menyambut kami dengan
memamerkan cerita akan kekuatannya di lukisan timbul sepanjang pintu masuk.
Setelah membeli beberapa
makanan dan kami bergegas berangkat untuk mengalahkan matahari sampai ke
puncak. Sebelum naik, ritual rutin pun dilakukan yaitu berdoa dan dokumentasi
;)
Di kaki bukit, tangganya
masih bersahabat pemirsa. Mau lari-lari marathon juga masih bisa. Senyum pun
masih sering di layangkan. Semangat jangan di tanya lagi, 100 kali dalam bentuk
persen.
Semakin naik, keringat
semakin membanjiri tubuh. Kaki protes untuk minta di
istirahatkan. Setiap tempat luas, tubuh hampir kehabisan nafas dan kaki seperi mau lepas, kita sepakat untuk beristirahat.
istirahatkan. Setiap tempat luas, tubuh hampir kehabisan nafas dan kaki seperi mau lepas, kita sepakat untuk beristirahat.
Sebenarnya tangga ini
tidak masuk kedalam hitungan “tangga besi” tapi ya karena tangga ini memang
terbuat dari besi. Saya sepakat untuk meniadakan tangga ini dalam hitungan
(takut menuai protes yang kontroversi dari berbagai pihak).
Jut...jut...jut...
perjalanan kita lanjut.
Sebelum sampai di tangga
2, kami terpisahkan oleh jarak dan waktu. Karna bu Nopi yang bersemangat dan
akak Sus yang pucat pasi akhirnya kami terbagi menjadi 2 kubu.
Kubu pertama ada 4 orang
kemudian di datangi oleh tamu bernama bg Yakop dan kubu yang kedua adalah
sisanya.
Ini di tangga kedua. Tingginya
lumayan menggelitik masbro. Memandang kebawah akan menguji adrenalin anda
sekalian.
Ini tangga besi terakhir. Ada
11 sambungan. Tingkat ketinggiannya luar biasa. Kemiringan tangga terakhir ini
hampir 90 derajat. Jadi bagi anda yang phobia akan ketinggian, berfikirlah
berulang-ulang kali untuk sampai ke puncak atau lebih baik bermain dgn gajah
yang tak hidup awal pintu masuk.
Oiya, di tangga ini ada
mata air. Jadi buat para pendaki yang kehabisan minumanannya boleh ambil air
sepuasnya.
Setelah perjuangan keras
melawan lelah akhirnya kubu pertama sampai. Disana ada pendaki lain yang sudah
menempati pondok, kita pun menunggu sambil melepas penat di depan pondok. Hanya
berselang 1 jam, kubu kedua pun tiba dengan raut wajah yang mengkhawatirkan.
Setelah badan terasa cukup
untuk beraktifitas kembali. Kita memulai kegiatan di atas dengan main masak masakan :D
Percayalah, yang namanya di hutan nasi di campur garam aja enak. Apalagi di campur mie begini *Lazieeeezzz
Dan inilah kegiatan yang di tunggu. Makannnnn....makanannnnn
|
Setelah mengisi bahan
bakar untuk otot. Kita melanjutkan dengan berbagai aktifitas masing2. Ada yang
masak air dan nyeduh kopi, ada yang baring-baring bambu sambil menikmati sepoian
angin yang lewat, ada yang mencari kayu bakar buat persiapan malam, ada yang
mandi air bukit yang segar bak iklan Spi**e, ada duduk bingung dan termenung
meratapi sepatunya yang luluh lantah :D.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar