Aku suka banget yang namanya baca,
sampai-sampai mimpi pengen punya toko buku, aamiin. Aku juga pernah bilang sama
temenku, kalau aku nemuin perpustakaan yang isinya buku lengkap dari seluruh
negara yang ada di dunia mungkin aku bakalan menghabiskan masa
muda-sampai-tuaku disana.
Di kota kecilku ini buku amat sangat
terbatas, mau belanja online berat di ongkir :D . Ya terpaksa Cuma bisa baca
review buku di internet, kadang-kdang buka google books yang halamannya di
pangkas-pangkas kayak kebun -_-. Dengan cara minim gini aku udah puas kok walaupun
ga pake banget.
Buat kalian yang punya keberuntungan lebih,
yang dengan mudahnya beli buku terus baca. Tolong share ya sinopsis atau review
buku yang menurut kalian bagus, menghibur, bermanfaat dan mengajak ke kebaikan.
Kami yang sangat minim cara ini butuh kalian ;)
Banyak banget penulis di indonesia ini yang
aku kagumi karya-karya joss mereka. Walaupun ya lagi lagi gabisa baca semua
karya mereka. Mulai dari ippho, felix A. S (ust favorit), ahmad rifai’ rifa’an
dan masih banyak lagi yang kalau di tulis satu-satu bakalan saingan sama
skripsi. Buku yang aku suka baca juga beragam.
Sekarang aku pengen share dikit tulisannya
ahmad rifai’ rif’an di bukunya “HIDUP SEKALI, BERARTI, LALU MATI”. Tulisan ini
adanya di halaman x, jadi belum masuk isinya tapi baru baca udah lumayan buat
aku terpukau dan merenung. Semoga bisa jadi bahan renungan bersama. Cekidot
Hidup
Sekali, Berarti, Lalu Mati
“aku lebih memilih mati
secara berarti daripada hidup tanpa arti”
- Corazon
Aquino
Ada sekelompok manusia yang
memadatkan usianya dengan beragam karya. Namun ada pula yang sudah merasa cukup
hidup dengan aktivitas yang apa adanya. Tak penting mereka siapa. Yang penting,
kita termasuk yang mana ?
Ada yang mengisi hari
dengan beragam kontribusi. Namun ada pula sekelompok manusia yang hidupnya
hanya memperjuangkan kesenangan dan kebahagiaan diri sendiri. Tak penting siapa
mereka, yang lebih penting, kita yang mana ?
Ada yang memilih
mengabdikan hidup jadi pahlawan, namun ada pula yang puas jadi petepuk tangan. Tak
penting siapa mereka, yang lebih penting kita termasuk yang mana ?
Ada yang memilih hidup
aktif dengan menjadi pemain, namun ada pula yang sudah cukup puas cukup puas di
tepi lapangan kehidupan untuk jadi penonton. Tak penting mereka siapa, yang
lebih penting kita termasuk yang mana ?
Ada yang gagah memilih
hidup dengan berdiri tegak menentang ombak. Namun ada pula manusia yang lebih
suka memilih hidup ngalir laksana air, slow kayak pulau, santai kayak pantai. Tak
penting mereka siapa. Yang lebih penting, kita termasuk yang mana ?
Ada yang hidup dengan
menghemat umur dengan berbagai aktivitas produktif. Namun adapula yang hidupnya
terkungkung dengan bayangan sikap permisif. Tak penting mereka siapa. Yang lebih
penting, kita termasuk yang mana ?
Ada yang ketika lahirnya,
semua orang disekitarnya tersenyum manis dan ketika tiada semua orang
sesenggukan tak bisa menahan tangis. Namun ada pula orang yang ketika lahir
semua disekitarnya tersenyum manis dan ketika tiada, senyum orang disekitarnya
ternyata semakin manis. Tak penting mereka siapa. Yang lebih penting, kita
termasuk yang mana ?
Ada orang yang tak rela
waktunya tersita oleh beragam aktivitas biasa. Tapi ada pula manusia yang
usianya tersita oleh aktivitas penuh dosa. Tak penting mereka siapa. Yang lebih
penting, kita termasuk yang mana ?
Segitu aja kutipan yang bisa di tulis.
Kalau mau baca lebih jelas lagi beli bukunya. Pokoknya high recommended deh. Selesai
baca buku ini pasti nyesel udah banyak ngebuang waktu dengan sia-sia apalagi
waktunya dipakai buat aktivitas dosa. Ingat Allah SWT berpesan dalam Q.S 103 ayat 1,2 dan 3. “demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan
nasihat-menasihati kesabaran”.
semoga kita tidak termasuk golongan manusia yang kerugian, aamiin. Jangan lupa beli bukunya, di jamin ga
nyesel
Sekian dulu tulisannya, semoga
bermanfaat
Assalamu’alaikum ~