A : mau kemana ?
B : mau ke masjid dulu
A : ngapain ?
B : shalat dong. Ayuk
A : ga ah, duluan aja. aku lagi ga banyak kerjaan
B : yasudah, aku pergi dulu
B : mau ke masjid dulu
A : ngapain ?
B : shalat dong. Ayuk
A : ga ah, duluan aja. aku lagi ga banyak kerjaan
B : yasudah, aku pergi dulu
shalat
adalah perkara yang sangat penting dalam kehidupan. Kenapa ? karena perintah tentang
shalat sangat jelas dalam Al-Qur’an. Dalam Q.S 17 : 78 “dirikanlah shalat dari
sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat)
subuh. Sesungguhnya shalat subuh disaksiakan (oleh malaikat)”
selain
itu shalat juga merupakan amalan yang pertama kali di hisab sebagai mana di
jelaskan dalam QS (29:45) “bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu,
Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
shalat
wajib itu wajib di kerjakan dan harus tepat waktu, mengapa ? ilustrasinya
seperti ini :
ada seorang bos besar yang meminta salah seorang pegawainya untuk menemuinya.
bos : hallo budi, besok kamu temui saya di kantor ya. Jam 8 tepat, jangan sampaikan telat ya !
budi : siap bos
ada seorang bos besar yang meminta salah seorang pegawainya untuk menemuinya.
bos : hallo budi, besok kamu temui saya di kantor ya. Jam 8 tepat, jangan sampaikan telat ya !
budi : siap bos
si
budi yang hobinya bangun telat dan sering menyepelekan segala sesuatu pun
akhirnya datang jam 9 pagi. Ia panik dan segera ke kantor. Sekian lama mencari
ternyata bosnya sudah pergi. Dia hanya menemukan secarik kertas yang dititipkan
dengan sekretarisnya. Inilah isi pesan singkat dalam kertas tersebut. “budi,
sebenarnya saya akan membuka proyek baru di kota A. saya lihat kamu sangat
berpotensi dalam hal ini dan saya menunjuk kamu sebagai direktur utama tapi
karena kamu telat jadi saya berikan saja jabatan itu ke Anto karena tadi Anto
datang tepat waktu”. Budi hanya bisa menyesal dalam hati.
Sudah
paham dengan ilustrasi di atas ? mungkin anda meraba-raba dalam mehaminya. Mari
kita perjelas, ketika shalat Allah membagi-bagikan rezeki kepada kita. Seandainya
saja Allah berniat memberikan rezeki yang berlimpah untuk kita hari ini tapi
kita mengerjakan shalat tidak tepat waktu atau bahkan tidak mengerjakan shalat
sudah pasti rezeki kita terlepas seperti hal nya dalam ilustrasi budi di atas.
Shalat
dzuhur pukul 11:47 untuk daerah pontianak dan sekitarnya tapi jika kita
mengerjakan jam 14:05 maka rezeki kita sudah terlepas. Malaikatnya sudah pindah
ke malaysia atau bahkan negara tetangga lainnya :D. tetapi walaupun begitu
shalat kita tetaplah berpahala dan di nilai sebagai suatu kebaikan. Hanya saja
kita tidak mendapatkan bonus ++.
Belum
lagi yang berfikiran bahwa shalat itu ga harus berjama’ah, yang penting shalat. Gimana kalau Allah berfikiran sama, ah gausah kasi rezeki yang pentingkan
udah kasi oksigen. Walaupun begitu Allah itu memang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Jangankan kita yang telat shalat atau bahkan ga melaksanakannya,
yang tak meyembahnya saja tetap di beri rezeki dan tempat di buminya. Subahanallah
! kenapa kita tak bersyukur ?
Perintah Allah SWT sangat jelas dalam
QS (2:43) “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah bersama
orang-orang yang ruku’.”
Imam Al-Kasani berkata dalam Al-Badai’ Ash-Shana’i (1/155), “Allah Ta’ala memerintahkan ruku’ bersama-sama orang-orang yang ruku’, dan yang demikian itu dengan cara bergabung dalam ruku’. Maka ini merupakan perintah menegakkan shalat berjama’ah.
Imam Al-Kasani berkata dalam Al-Badai’ Ash-Shana’i (1/155), “Allah Ta’ala memerintahkan ruku’ bersama-sama orang-orang yang ruku’, dan yang demikian itu dengan cara bergabung dalam ruku’. Maka ini merupakan perintah menegakkan shalat berjama’ah.
Sederhana saja ilustrasinya, si
Anto dan Budi memegang suatu pekerjaan yang sama. Setiap kali bekerja Anto
mendapatkan uang 27 ribu sedangkan Budi hanya mendapatkan seribu. Dalam sehari
mereka bekerja sebanyak 5 kali. Berarti sehari Anto bisa mendapatkan 27x5 = 135
ribu. Sedangkan Budi 1x5 = hanya 5 ribu. Jika harus memilih antara keduanya ? kalian
akan memilih menjadi siapa ? masih bekerja saja hanya sedikit pendapatan,
bagaimana yang tidak bekerja ?
Begitulah kira-kira. Jika mereka
yang berjama’ah seharinya bisa mendapatkan 27 derajat x 5 mengapa kita merasa
cukup dan puas hanya dengan mendapat kan 1 derajat x 5 saja ? 1 derajat itupun
di hitung jika Al-fatihahnya benar, jika tidak ? bagaimana yang tidak
mengerjakan shalat ? silahkan hati di jawab di dalam hati
Jadikanlah shalat itu kebutuhan
yang memang kita perlukan dan ada kerugian sangat besar bila tak
malaksanakannya bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban yang kita ingin
cepat melaksanakannya dan bahkan merasa terpaksa.